Jumat, 04 Juli 2008

FASHION BRANDING 1

Diposting awal ini saya akan postingkan, satu topik yang mungkin sangat menarik untuk kita ketahui yaitu masalah FASHION BRANDING, topik ini dibahas cukup lengkap di CONCEPT Magazine Vol.03 Edisi 15 tahun 2007, bagi yang pernah membacanya mungkin akan makin memahami, dan bagi yang belum semoga dapat mengambil manfaatnya.
Karena tulisan ini cukup panjang, maka akan saya sadur berseri persis seperti tulisan di CONCEPT Magazine tersebut.




BRAND = MEMANUSIAKAN PRODUK

Hasil interview CONCEPT Magz dengan SAKTI MAKKI dari MAKKIMAKKI Branding Consultant.

Menurut Sakti Makki, Banding bukan desain, bukan aplikasi, bukan visi, bukan objek, tapi sebuah proses. Dalam definisi pakar branding ini, branding sangat dinamis. Kalau dalam Matematika 2+3+4 = 9 , di branding 2+3+4 bisa saja 576.
Ia menegaskan, “Brand and Branding merupakan satu kesatuan yang tak bisa dipisahkan. Tidak bisa bicara Branding kalau tak ada Brand. Jadi pertanyaannya, branding ini dikategorikan sebagai kata benda atau sebagai kata kerja. Brand menurut kami kata benda, bahasa Inggrisnya It, sedangkan branding adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan brand yang sifatnya aktif. Proses Branding terdiri dari tiga hal : BEHAVIOR, EXPRESSION dan COMMUNICATION (BEC, Red).”

Karena itu, branding oleh Sakti, entah produk, entah servisnya, dimanusiakan. “Air kalau sudah jadi VIT, Ades, atau AQUA, jadi beda, dimanusiakan. Kalau sudah jadi manusia, pasti terdiri dari tiga unsure tadi. Mana mungkin manusia punya perilaku tapi tidak berekspresi. Tak mungkin berekspresi tapi tidak berbicara. Itu merupakan satu kesatuan proses yang inherent. Proses ini datang dari spiritnya, rohnya, jati dirinya – yang terdiri dari banyak komponen. Dia bukan jati diri yang pasif, diam, melainkan terus-menerus menghidupi dirinya sendiri. Sama seperti manusia. Kalau Roh-nya di ambil, ya mati. Jadi, branding berarti me’roh’kan sesuatu hingga jadi hidup. Branding berarti segala sesuatu yang dilakukan oleh brand dalam rangka mencari perhatian atau mendapatkan perhatian dari lingkungannya. Manusia kan tak bisa hidup sendirian. Kehidupan brand ditentukan oleh bagaimana lingkungannya membangun persepsi tentang brand yang dimaksud. AQUA kalau dibiarkan di pabrik – tidak dikasih liat, dia tidak eksis, karena tidak pernah mendapat pengakuan dari publik. Pengakuan di sini maksudnya bukan diterima atau tidak, tapi belum pernah terekspos kepada audience. Jadi mau bicara Clothing, Fashion Designer, Biyan, apa saja, deh! Kalau dia ‘mulai’ melabelkan dirinya dengan nama Biyan dan segala gaya fashionnya, itu semua disebut Branding,” jelasnya rinci.

Lebih jauh tentang branding, simak Tanya-jawab CONCEPT Magz dengan Sakti…. Tapi di posting berikutnya yaaa….

Tidak ada komentar: