Minggu, 06 Juli 2008

FASHION BRANDING 5



Di posting terakhir ini saya akan sadurkan lanjutan interview Concept Magz dengan Sakti Makki…

SEBERAPA JAUH PROSES BRANDING MELIBATKAN GRAFIS ?

Saya kembali ke awal. Branding bukan desain. Tapi kalau bicara branding tanpa desain, rasanya tak mungkin. Artinya, di Indonesia sekarang Branding Consultant menjamur. Tapi berapa dari mereka yang address suatu brand dari tiga aspek (BEC, red) tadi, kebanyakan cuma main di grafis. Perannya sangat penting. Tapi tidak bisa diukur secara pasti, bahwa setelah ganti baju penjualan naik 37%. Boleh saja grafisnya lebih baik, tapi kalau bendanya sulit diperoleh di pasar, mana mungkin sales-nya naik ? Ada peran distribusi, peran marketing. Jadi, tidak mungkin brand melakukan branding-nya hanya dengan desain grafisnya saja.

JIKA TELAH MELAKUKAN BRANDING TAPI BELUM DIKENAL, APA YANG SALAH ?

Bukan salah. Dinamikanya banyak. Saya tidak berani mengatakan kalau dia tidak ngetop, branding-nya gagal. Mungkin dia belum mendapat tempat karena brand position-nya tidak sesuai market yang dimaksud. Orang selalu menampik brand-nya karena merasa tak cocok. Bisa juga pricing-nya salah. Walau brand-nya bagus, belum tentu kalau over price (kemahalan, red) pembeli tak mau. Bisa juga under price (kemurahan, red), lho! Misalnya, waktu saya lihat kacamata, saya punya persepsi dan menghitung di kepala saya, katakanlah 400 ribu. Ternyata harganya 300 ribu, itu bagus ! Kalau dibalik, saya lihat dan tidak mau bayar lebih dari 300 tapi harganya 600, artinya apa? Over Price ! yang penting disini bagaimana membangun percept value yang relevan dengan actual value. Percept value-nya terlalu tinggi juga tidak benar. Misalnya begitu lihat, wah… gila ini bagus banget, paling sedikit harganya lima juta. Pas lihat harganya 350 ribu, belum tentu orang mau beli….

BERARTI PERLU SURVEY ?

Off course !

PESAN ANDA UNTUK FASHION DESIGNER DAN PENGUSAHA CLOTHING PEMULA ?

Rumus dasar, percayalah dia berbeda. Kedua, identifikasi perbedaannya dan artikulasi dengan jelas. Ditulis kalau perlu. Ini lho, perbedaan saya ! Dari peredaan ini saya bisa menghasilkan apa? Dari situ baru kembangkan, Oh, saya bisa bikin produk A, B, C, D. Dan setelah itu bangunlah, secure-lah dengan baik, hidupi brand-nya dan sesuaikan dengan “perbedaan” nya. Produk di mana-mana sama. Isi VIT dan AQUA sama. Yang beda brand-nya. Jangan jualan air, jualan AQUA-nya. Don’t sale your product, sale your brand ! Kalau Clothing, jual konsep Clothing-nya, jangan jual kaos-nya. Perbedaan konsep Clothing ini dituangin di mana ? Di atas kaos, di atas sepatu, celana bisa di atas apa saja……

Nah…akhirnya selesai juga ya tentang FASHION BRANDING-nya…. Semoga ada manfaatnya dan nantikan posting selanjutnya….

Tidak ada komentar: